Makassar, 29 Agustus 2024 — Program Exlibris Universitas Hasanuddin menggelar bincang-bincang ilmiah bertema “Keluar dari Hegemoni Pencacatan,” yang menghadirkan Dr. Ishak Salim, seorang akademisi yang dikenal dengan gagasan progresifnya yang juga merupakan kepala Pusat Studi Inklusifitas Universias Hasanuddin. tentang historiografi dan budaya lokal. Acara yang berlangsung di Longe Perpustakaan Unhas ini dihadiri oleh mahasiswa, dosen, dan aktivis budaya yang tertarik untuk mendalami topik tentang pencacatan dan dampaknya terhadap identitas dan pemahaman sosial.
Dalam pemaparannya, Dr. Ishak Salim menyoroti bagaimana proses pencacatan sering kali didominasi oleh kelompok berkuasa, sehingga narasi-narasi minoritas dan perlawanan kerap terpinggirkan. Menurutnya, hegemoni pencacatan ini tidak hanya membentuk cara kita memandang sejarah, tetapi juga mempengaruhi kebijakan publik dan struktur sosial di masyarakat. “Kita harus berani keluar dari dominasi narasi tunggal dan membuka ruang bagi suara-suara yang selama ini terabaikan,” tegas Dr. Ishak di hadapan para nitizen.
Dipandu oleh Anshar Saud, M.Farm, Ph.D. bincang-bincang ini juga membahas peran penting budaya lokal dalam menjaga ingatan kolektif dan identitas masyarakat. Dr. Ishak mengajak para peserta untuk mempertimbangkan pendekatan yang lebih inklusif dalam menulis akses para difable dalam bidang Pendidikan dengan melibatkan masyarakat lokal sebagai subjek, bukan objek sejarah. “Sejarah yang benar adalah sejarah yang memberi ruang pada setiap lapisan masyarakat untuk menyuarakan kisah mereka,” ujarnya.