Perpustakaan Universitas Hasanuddin kerjasama dengan CV. Sagung Seto dan Bibliotheca menggelar lokakarya bertajuk “Advancing Library Service : a Workshop Future Ready Solutions for Excellence in Indonesia by Bibliotheca” pada Selasa, 16 Juli 2024.
Acara ini menghadirkan 4 orang pembicara antara lain : Ken Ng. managing director bibliotheca, H. Miyoto, S.Psy. Direktur PT. Sagung Seto, Dr. Fierenziana, dimoderatori oleh Anshar Sud, S.Si.,M.Farm. dari Perpustakaan Unhas dan Gregirous Staf bidang IT Sagung Seto. Kegiatan ini pun terlaksana dari jam 10 sampai pukul 14.30 wita di Aula Lembaga Penjaminan Mutu dan Pengembangan Pendidikan (LPMPP) lantai dasar gedung Perpustakaan Universitas Hasanuddin Jl. Perintis Kemerdekaan Km.10 Tamalanrea Makassar, dengan menghadirkan peserta kurang lebih 50 Kepala Perpustakaan dari berbagai perguruan tinggi di Sulawesi Selatan.
Saat membuka acara Dr. Fierenziana, Kepala perpustakaan Unhas mengatakan sangat tertarik dengan penggunaan alat RFID (Radio Frekuensi ID) sebagai sebuah perangkat keamanan koleksi. Perpustakaan Unhas sendiri telah menggunakan alat ini sejak satu setengah tahun lalu, dan Alhamdulillah sangat bermanfaat. Sebuah metode identifikasi dengan menggunakan sarana yang disebut label RFID atau transponder untuk menyimpan dan mengambil data jarak jauh. Label atau kartu RFID adalah sebuah benda yang bisa dipasang atau dimasukkan di dalam sebuah produk, hewan atau bahkan manusia dengan tujuan untuk identifikasi menggunakan gelombang radio. Label RFID berisi informasi yang disimpan secara elektronik dan dapat dibaca hingga beberapa meter jauhnya.
Di sesi awal memberikan testimoni, Fierenziana menjelaskan sejarah awal mula penggunaan alat ini yang ia kutip dari berbagai sumber. Ia melanjutkan bahwa pada tahun 1945, Léon Theremin menemukan alat mata-mata untuk pemerintah Uni Soviet yang dapat memancarkan kembali gelombang radio dengan informasi suara. Gelombang suara menggetarkan sebuah diafragma (diaphragm) yang mengubah sedikit bentuk resonator, yang kemudian memodulasi frekuensi radio yang terpantul. Walaupun alat ini adalah sebuah alat pendengar mata-mata yang pasif dan bukan sebuah kartu/label identitas, alat ini diakui sebagai benda pertama dan salah satu nenek-moyang teknologi RFID. Beberapa publikasi menyatakan bahwa teknologi yang digunakan RFID telah ada semenjak awal era 1920-an, sementara beberapa sumber lainnya menyatakan bahwa sistem RFID baru muncul sekitar akhir era 1960-an.
Diakhir sambutan dan testimoninya ia menhaturkan terima kasih pada CV Sagung Seto pimpinan pak H. Miyoto dan Bibliotheca dibawah arahan Mr. Ken Ng. serta seluruh panitia (pasukan merah) telah berusaha dengan gigih melaksanakan kegiatan ini hingga dapat terlaksana dengan baik.
Materi selanjutnya disampaikan oleh Mr. Ken Ng. Managing Director Bibliotheca yang bertempat di Singapore. Ia menjelaskan tentang Advancing Library Service : A workshop on Future Ready Solutions for Excellence. Materi ini mengelaborasi lebih dalam tentang ……