Anshar Saud, sekretaris Perpustakaan Universitas Hasanuddin menggagas program Ex_Libris Unhas yang berhasil ditayangkan untuk pertama kali pada kanal Instragram @unhas_library Selasa, 28 Mei 2024. Program ini nantinya akan menjadi program unggulan yang dilaksanakan secara berkala pada tiap akhir bulan.
Untuk tayangan perdana program ini Unhas_Library mengundang Muhammad Ashri Sallatu, S.IP.,M.Si. Dosen Hubungan Internasional fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Unhas yang merupakan supporting Tim program TEDx Unhas. Ashari Sallatu yang akrab disapa Gego, saat ini menempuh studi semester tujuh program Doktor di Universiteit van Amsterdam (UvA) atau University of Amsterdan. Ia memilih jurusan Anthropology by research Faculty of Social and Behavioural Sciences.
Anshar Saud membuka pembicaraan dengan mendeskripsikan pengertian “Ex libris”. Katanya ex libris berasal dari frasa Latin yang berarti “dari buku” atau “dari perpustakaan”. Dalam konteks perpustakaan, ex libris (atau pelat buku) adalah label atau stempel yang ditempelkan pada buku, biasanya pada sampul depan bagian dalam, untuk menunjukkan kepemilikan. Ia dirancang Perpustakaan Unhas untuk membicarakan buku-buku menarik atau bahkan event-event menarik yang disajikan oleh Universitas Hasanuddin untuk khalayak ramai, termasuk TEDx Universitas Hasanuddin
Menurut Anshar program ini nantinya akan mengundang speaker secara berkala sesuai masukan dari pembaca atau follower akun IG Unhas_Library. Boleh jadi mereka adalah tokoh masyarakat atau bahkan Dosen favorite kita di Universitas Hasanuddin.
Gego, memulai pembicaraan dengan mengurai sejarah terlaksananya kegiatan TEDx di Unhas. Ia menceritakan pertemuannya ketika bertemu dengan Rektor Universitas Hasaniddin di Belanda kala itu berbincang di ruang tunggu pesawat ingin balik ke Indonesia. Rektor Jamaluddin Jompa saat itu tertarik dengan program Podcast LP2M yang mengundang beberapa expert untuk bicara mengenai trend kegiatan riset di Unhas dan Indonesia.