Kepala dan Sekretaris Perpustakaan Universitas Hasanuddin menghadiri undangan
Kunjungan Kerja Komisi IX DPR Ri terkait Peningkatan Literasi dan Tenaga Perpustakaan (PLTP) di Gedung Balaikota Makassar, Kamis 15 Juni 2023.
Kedatangan anggota komisi X tersebut bermaksud melakukan pengawasan dan evaluasi terhadap program literasi serta strategi pemenuhan tenaga perpustakaan dan kejelasan statusnya di daerah.
Desy Ratnasari yang merupakan ketua Pokja PLTP menyinggung tentang minimnya angaran nasional dan daerah yang hingga kini masih menjadi masalah dalam upaya peningkatan literasi di Kota Makassar. Ia meminta adanya keseriusan dari pemerintah dengan melakukan koordinasi dan kerjasama antarlini di kementerian untuk dapat mengalokasikan anggaran untuk perpustakaan.
Saat itu Kepala Perpustakaan Universitas Hasanuddin berbicara di depan Ketua pokja PLTP, dan 12 undangan perwakilan perpustakaan institusi/perguruan tinggi, instansi, unit kerja dan sekolah. Dr. Fierenziana, mengulas tentang pentingnya tiap-tiap perguruan tinggi memiliki akses terhadap jurnal dan buku elektronik. Ia menganggap bahwa pemenuhan kebutuhan informasi sivitas akademika di institusi perguruan tinggi sangatlah penting dan krusial. Tenaga kependidikan, dosen, peneliti dan guru besar “dipaksa” untuk menghasilkan karya yang bermutu namun ketersediaan sumber-sember elektronik masih terbatas. Salah satu penyebabnya adalah besaran alokasi anggaran yang disediakan oleh institusi sangat variatif bergantung pada besar kecilnya institusi tersebut. Olehnya itu kata Dosen Sastra Prancis ini ada baiknya Perpustakaan Nasional secara masif melanggankan portal penyedia dokumen ilmiah elektronik yang berkualitas dan komprehensif untuk seluruh bidang ilmu yang dapat diakses oleh seluruh anak bangsa ini.
Di samping itu Ibu Kapus Unhas ini menyinggung sekilas tentang Layanan Braille Corner yang ada di Perpustakaannya yang merupakan kerjasama dengan Balai Literasi Braille Indonesia ‘Abiyoso’ Cimahi. Layanan ini disamping untuk memenuhi kebutuhan pemustaka netra, juga memenuhi standar internasionalisasi sebuah Perpustakaan Perguruan Tinggi, keberadaan layanan ini juga menjadi salah satu peran penting yg harus dijalankan Perpustakaan dalam menerapkan inklusivitas sosial.
——-
@PR Unhas_Library