Dahulu ketika menyebut kata perpustakaan atau library, pemikiran orang merujuk pada suatu medium peradaban manusia, yaitu buku. Untuk waktu yang sangat lama, buku menjadi sumber daya pengetahuan yang utama yang terhimpun di sebuah gedung besar Hal ini terjadi karena posisi perpustakaan dianggap hanya sebagai tempat penyimpanan saja.
Seiring dengan perubahan status dari Unit Pelaksana Teknik menjadi Unit Kerja Penunjang Akademik pada Peraturan Rektor Nomor 12 Tahun 2022 tentang Organisasi dan Tata Kerja Pengelola Universitas Hasanuddin, maka Perpustakaan Unhas pun memikul tanggung jawab yang lebih besar dari sebelumnya.
Menyadari hal tersebut Pimpinan Unit kerja pengelola informasi ini pun berbenah. Mereka berinisiatif untuk memperkuat dan meningkatkan kualitas SDM dengan melakukan sharing informasi bagi para pustakawan lingkup Unhas.
Kegiatan ini pun diberi nama SIARKAN, sharing ilmu antar pustakawan. Peningkatan kebutuhan informasi pengguna menjadi peluang sekaligus tantangan bagi pustakawan perguruan tinggi untuk menyediakan layanan referensi terbaik bagi pemustakanya. Salah satunya adalah dengan perilaku berbagi pengetahuan (knowledge sharing) sebagai upaya membangun komunikasi yang efektif dengan pengunjungnya.
Saat membuka acara Soft_lauching program ini Dr. Fierenziana menyatakan bahwa program ini akan kita laksanakan secara rutin agar kita dapat saling mengetahui tentang bidang pekerjaan kita masing-masing meski kita pada devisi layanan yg berbeda. Kedua, agar kita pun dapat berbagi solusi terhadap berbagai persoalan yang kita hadapi pada tupoksi kita.
Mengawali kegiatan ini Dr. Iskandar, kepala Devisi Teknologi Informasi Unhas_Library memperkenalkan satu persatu anggotanya serta bidang kepakarannya (keahlian). Pertama memberi kesempatan pada Kamaluddin Mantasa mempresentasikan pekerjaan rutinnnya yang menangani bidang publish karya tugas akhir mhs dan karya ilmiah dosen. Ia pun mendeskripsikan pekerjaannya degan baik dan ditel.
Ia memperlihatkan beberapa kesalahan rekan kerja saat pengimputan data bibiliografi karil.
Diketahui bersama bahwa perpustakaan di era modern seperti sekarang ini bukan lagi seperti penilaian mayoritas orang-orang masa lalu. Perpustakaan itu adalah tempat buku yang dijaga oleh petugas yang berkaca mata tebal, yang dengan setia menjaga buku dan memberikan peluang kepada siapa saja yang meminjam buku. Pustakawan di perpustakaan perguruan tinggi hanya ditemani buku-buku tua. dengan teknologi cetak, ratusan tahun dengan teknologi analog, kelahiran dan perkembangan pesat teknologi digital menimbulkan revolusi mendasar dalam kehidupan manusia, khususnya bagi kalangan pekerja informasi.
Andi Milu Marguna, koordinator devisi pengembangan SDM, Humas dan Publikasi mencetuskan ide ini, mengatakan bahwa Pustakawan perguruan tinggi berperan besar dalam memberikan sumbangan dalam perkembangan peradaban, tetapi perannya tidak terlihat oleh sebagian besar masyarakat. Masalahnya, ketika orang melihat perpustakaan, seolah-olah pustakawan terhalang oleh tirai koleksi yang semakin hari semakin bertambah dan menua semakin (seolah-olah) jauh dari unsur teknologi. Oleh karena itu kita harus tetap semangat untuk belajar agar dapat melayani pemustaka.
Melalui kesempatan ini kita dapat saling berbagi dan diharapkan akan saling mengetahui kekurangan masing-masing dan berupaya menemukan solusi dari berbagai permasalahan yang kita hadapi, ujar Milu Marguna